Pengembangan Bahan Ajar

  

Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

 

Penyusun : Kartikaningsih (2308049030)

 

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

 

PENGERTIAN BAHAN AJAR

Bahan ajar adalah segala bentuk materi atau sumber daya yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta didik memahami konsep-konsep, mengembangkan keterampilan, dan mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa teks, gambar, audio, video, perangkat lunak komputer, presentasi multimedia, permainan pembelajaran, dan banyak lagi. Pengertian ini mencakup berbagai jenis bahan, seperti buku teks, modul pembelajaran, presentasi PowerPoint, video pembelajaran, perangkat lunak interaktif, dan materi-materi pembelajaran daring. Bahan ajar dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan karakteristik peserta didik.
           Bahan ajar atau bahan ajar memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Pedoman ini berfungsi sebagai panduan komprehensif bagi pendidik dan peserta didik, menguraikan kompetensi yang harus dikuasai dan memberikan kerangka terstruktur untuk pengajaran yang efektif. Prastowo dengan tepat menyatakan dalam publikasinya tahun 2011, “bahan ajar merupakan segala bahan  yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan  dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran” (bahan ajar disusun secara sistematis materi yang menyajikan gambaran utuh tentang kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran untuk keperluan perencanaan dan peninjauan pelaksanaan pembelajaran).

 

TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN BAHAN AJAR

Tujuan utama pengembangan bahan ajar adalah untuk:
1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.

2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa    karena dapat memilih bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pribadinya.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.


Secara lebih rinci, tujuan utama pengembangan bahan ajar adalah:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan adanya bahan ajar yang dikembangkan sesuai kebutuhan, diharapkan dapat:
- Meningkatkan kompetensi siswa
- Menumbuhkan motivasi belajar siswa
- Menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien

 

PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Beberapa prinsip penting dalam penyusunan bahan ajar yang patut diperhatikan untuk memastikan efektivitas pembelajaran. Prinsip relevansi menekankan bahwa materi pembelajaran harus sesuai dan terkait dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, memastikan bahwa apa yang diajarkan selaras dengan apa yang harus dikuasai siswa. Prinsip konsistensi menekankan keajegan dalam pengajaran, sehingga bahan ajar harus mencakup semua aspek yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Prinsip kecukupan menyoroti pentingnya keseimbangan dalam jumlah materi yang diajarkan, memastikan bahwa materi tersebut cukup memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar tanpa membebani mereka dengan informasi yang berlebihan atau kekurangan informasi yang diperlukan. Dengan mematuhi ketiga prinsip ini, pendidik dapat merancang bahan ajar yang efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan siswa.

Akhmad Sudrajat (2008) juga menambahkan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip tersebut adalah:
a. Prinsip relevansi. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Masnur Muslich (2007: 25) juga menambahkan relevansi merupakan kesesuaian atau keserasian antara Silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan.
b. Prinsip konsistensi. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya

 

BENTUK BAHAN AJAR

Bahan ajar dapat berbentuk berbagai macam jenis materi yang dirancang untuk membantu proses belajar mengajar. Berikut adalah beberapa bentuk bahan ajar beserta penjelasan dan referensinya:

1. Buku Teks (Textbooks):
Buku teks adalah buku yang dirancang khusus untuk tujuan pendidikan, mencakup materi pelajaran sesuai kurikulum yang telah ditentukan. Buku teks biasanya digunakan sebagai sumber utama dalam pembelajaran di kelas.

2. Modul Pembelajaran (Learning Modules):
Modul adalah bahan ajar yang dirancang dalam unit-unit tertentu yang lengkap dan mandiri. Modul memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri karena biasanya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran, materi, latihan, dan evaluasi.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS):
Lembar Kerja Siswa adalah bahan ajar berbentuk lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS membantu siswa dalam memahami materi melalui latihan dan kegiatan.

4. Media Visual (Visual Media):
Media visual seperti gambar, diagram, poster, dan peta konsep membantu memperjelas materi yang diajarkan. Media ini dapat meningkatkan daya tarik dan pemahaman siswa terhadap materi.

5. Media Audio (Audio Media):
Media audio seperti rekaman suara, podcast, dan siaran radio digunakan untuk memperdengarkan informasi atau cerita yang relevan dengan materi pembelajaran.

6. Media Audiovisual (Audiovisual Media):
Media audiovisual seperti video, film, dan animasi menggabungkan elemen visual dan audio untuk menyampaikan informasi secara lebih menarik dan mudah dipahami.

7. Bahan Ajar Digital (Digital Learning Materials):
Bahan ajar digital mencakup e-book, aplikasi pembelajaran, simulasi interaktif, dan materi online yang dapat diakses melalui perangkat digital seperti komputer, tablet, dan smartphone.

8. Slide Presentasi (Presentation Slides):
Slide presentasi, biasanya dibuat dengan software seperti PowerPoint atau Google Slides, digunakan untuk menyampaikan poin-poin utama dari materi pembelajaran secara ringkas dan visual.


9. Bahan Ajar Berbasis Web (Web-based Learning Materials):
Materi yang disajikan melalui platform online seperti website, blog, dan Learning Management System (LMS). Contoh platform populer termasuk Google Classroom, Moodle, dan Edmodo.

           Setiap bentuk bahan ajar memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, serta dapat dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran. Kombinasi dari berbagai bentuk bahan ajar sering kali digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih komprehensif dan menarik bagi siswa.

 

PERBEDAAN BAHAN AJAR DAN BUKU TEKS

Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan bahan ajar dan buku teks:

1. Tujuan Penyusunan

Bahan ajar: Disusun untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.
Buku teks: Disusun untuk menyajikan informasi tentang suatu bidang ilmu secara lengkap dan mendalam. Buku teks tidak selalu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik di suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu.

2. Struktur dan Isi

Bahan ajar: Memiliki struktur dan isi yang lebih terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar biasanya lebih singkat dan lebih fokus pada materi esensial.
Buku teks: Memiliki struktur dan isi yang lebih komprehensif. Buku teks biasanya lebih panjang dan memuat lebih banyak informasi, termasuk informasi yang tidak selalu relevan dengan kebutuhan peserta didik di suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu.

3. Bahasa dan Gaya Penulisan

Bahan ajar: Menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Gaya penulisan bahan ajar biasanya lebih komunikatif dan interaktif.
Buku teks: Menggunakan bahasa yang lebih formal dan akademis. Gaya penulisan buku teks biasanya lebih deskriptif dan naratif.

4. Aktivitas Pembelajaran

Bahan ajar: Biasanya dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami materi. Aktivitas pembelajaran ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan, tugas-tugas, dan proyek.
Buku teks: Biasanya tidak dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran. Namun, buku teks dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan aktivitas pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar.

 

5. Pengguna

Bahan ajar: Digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Buku teks: Digunakan oleh mahasiswa, peneliti, dan pembaca umum yang ingin mempelajari suatu bidang ilmu secara mendalam.
Evaluasi Bahan Ajar

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN LKS

Rambu-rambu penyusunan bahan ajar seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat mencakup beberapa langkah penting. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur untuk setiap LKS. Tujuan ini harus sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.
  2. Identifikasi Materi: Pilih materi yang relevan dan sesuai dengan tingkat kemampuan serta kebutuhan siswa. Pastikan materi tersebut mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
  3. Struktur yang Jelas: Susun LKS dengan struktur yang jelas dan teratur. Gunakan judul, subjudul, dan urutan yang logis untuk memandu siswa melalui aktivitas pembelajaran.
  4. Aktivitas Pembelajaran: Sediakan beragam aktivitas pembelajaran yang menarik dan bervariasi, seperti pertanyaan pemahaman, latihan praktik, diskusi kelompok, atau proyek.
  5. Keterbacaan dan Kesesuaian: Pastikan teks dan instruksi yang digunakan mudah dipahami oleh siswa. Hindari penggunaan istilah atau bahasa yang terlalu teknis jika tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
  6. Dukungan Visual: Sertakan gambar, grafik, atau diagram yang mendukung pemahaman konsep-konsep yang diajarkan. Visualisasi dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.
  7. Penggunaan Warna dan Format: Gunakan warna dan format yang menarik namun tidak mengganggu untuk meningkatkan daya tarik visual LKS.
  8. Penggunaan Media Tambahan: Pertimbangkan penggunaan media tambahan seperti video pendukung, sumber daring, atau aplikasi pembelajaran untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
  9. Evaluasi dan Umpan Balik: Sertakan pertanyaan evaluasi atau tugas yang memungkinkan guru untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Berikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka.
  10. Keterlibatan Siswa: Libatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan mendorong partisipasi aktif melalui diskusi, kolaborasi, atau kegiatan interaktif lainnya.

 

EVALUASI BAHAN AJAR

Bahan ajar merupakan segala materi yang disusun secara sistematis untuk memfasilitasi proses pembelajaran, menyediakan informasi, dan membantu siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan. Bahan ajar sangat penting agar kita dapat melihat  kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang kompleks. Evaluasi bahan ajar menjadi kunci untuk memastikan bahwa materi yang disajikan relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

Evaluasi bahan ajar dibagi menjadi beberapa komponen, antara lain sebagai berikut : 

1. Kelayakan isi, mencakup : 

  • Kesesuaian dengan SK, SD
  • Kesesuaian dengan perkembangan anak
  • Kesesuaian dengan bahan ajar
  • Kebenaran substansi materi pembelajaran
  • Manfaat untuk menambah wawasan 
  • Kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial

2. Kebahasaan, mencakup :

  • Keterbacaan
  • Kejelasan informasi
  • Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

3. Penyajian, mencakup : 

  • Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
  • Urutan sajian
  • Pemberian motivasi, daya tarik
  • Interaksi (pemberian stimulus dan respon)
  • Kelengkapan informasi

4. Kegrafikaan, mencakup : 

  • Penggunaan font; jenis dan ukuran
  • Lay out atau tata letak
  • Ilustrasi, gambar, foto
  • Desain tampilan

Evaluasi bahan ajar merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran serta memberikan umpan balik berharga untuk penyempurnaan dan peningkatan kualitas pendidikan.

KARAKTERISTIK DAN KERANGKA MODUL

Karakteristik Modul:

1. Menurut Drs. S. Nasution, M.A.:
    Karakteristik modul adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sebuah modul pembelajaran, yang membedakannya dengan bahan ajar lainnya.
- Karakteristik tersebut meliputi: tujuan instruksional yang jelas, materi pembelajaran yang terbagi dalam komponen-komponen kecil, kemampuan siswa untuk belajar mandiri, serta adanya evaluasi sebagai umpan balik.

2. Menurut Vembriarto:
- Karakteristik modul adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sebuah modul, yang dapat membedakannya dengan bahan ajar lainnya.
- Karakteristik tersebut meliputi: kejelasan tujuan, materi pembelajaran yang terstruktur, adanya evaluasi, dan kemampuan siswa untuk belajar mandiri.

Kerangka Modul:

1. Menurut Vembriarto:
- Kerangka modul adalah struktur atau susunan dari sebuah modul yang terdiri dari beberapa komponen utama.
- Komponen tersebut meliputi: judul modul, petunjuk umum, kegiatan belajar, dan evaluasi.

2. Menurut Wijaya dan Rusyan:
- Kerangka modul adalah susunan atau struktur dari sebuah modul pembelajaran yang terdiri dari beberapa bagian utama.
- Bagian tersebut meliputi: judul modul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, dan evaluasi.

PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas.

Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Analisis Kebutuhan Modul 

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.

b. Peta Modul 

Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam Kurikulum. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c. Desain Modul

Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran dan metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain dalam penyusunan/penulisan modul.

d. Implementasi 

Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media dan lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan.

e. Penilaian 

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen yang telah dirancang atau disiapkan pada saat penulisan modul. 

 

 

f. Evaluasi dan Validasi 

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun peserta didik, karena keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.

CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS YOUTUBE
 
Cara Mengunggah Kegiatan Praktik di YouTube

Berikut adalah langkah-langkah cara mengunggah kegiatan praktik di YouTube:

Persiapan:

  1. Siapkan video kegiatan praktik Anda. Pastikan video memiliki kualitas yang baik, baik dari segi suara maupun gambar. Anda dapat menggunakan kamera smartphone atau kamera profesional untuk merekam video.
  2. Edit video (opsional). Anda dapat mengedit video untuk membuatnya lebih menarik dan mudah dipahami. Anda dapat menambahkan judul, teks, musik, dan transisi.
  3. Siapkan thumbnail. Thumbnail adalah gambar kecil yang mewakili video Anda. Buatlah thumbnail yang menarik dan informatif agar orang-orang tertarik untuk menonton video Anda.
  4. Buatlah deskripsi video. Deskripsi video harus menjelaskan tentang isi video Anda. Sertakan juga kata kunci yang relevan agar video Anda mudah ditemukan oleh orang-orang.

Pengunggahan:

  1. Buka akun YouTube Anda. Jika Anda belum memiliki akun YouTube, Anda dapat membuatnya terlebih dahulu.
  2. Klik tombol "Buat".
  3. Pilih "Video".
  4. Pilih file video yang ingin Anda unggah.
  5. Berikan judul, deskripsi, dan tag pada video Anda.
  6. Pilih kategori dan pengaturan privasi video Anda.
  7. Klik tombol "Publikasikan".

Tips:

  • Gunakan judul dan deskripsi yang jelas dan informatif.
  • Sertakan kata kunci yang relevan dalam judul, deskripsi, dan tag video Anda.
  • Buatlah thumbnail yang menarik dan informatif.
  • Tambahkan subtitle pada video Anda agar dapat dinikmati oleh orang-orang yang tunarungu atau yang sedang belajar bahasa Indonesia.
  • Promosikan video Anda di media sosial dan platform lainnya

 

CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS GOOGLE CLASS ROOM

 

Membuat bahan ajar berbasis Google Classroom melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari persiapan materi hingga implementasi dan evaluasi. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1.     Mempersiapkan Materi:

·      Tentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.

·      Kumpulkan dan siapkan materi ajar dalam berbagai format seperti teks, gambar, video, dan link sumber daya eksternal.

2.     Membuat Kelas di Google Classroom:

·      Login ke Google Classroom: Akses Google Classroom dan login menggunakan akun Google.

·      Buat Kelas Baru: Klik tanda plus (+) di pojok kanan atas dan pilih "Create class" (Buat kelas). Isi detail kelas seperti nama, bagian, mata pelajaran, dan ruang.

3.     Mengelola Siswa:

·      Undang Siswa: Di tab "People" (Orang), tambahkan siswa dengan mengirimkan undangan melalui email atau memberikan kode kelas untuk mereka bergabung.

4.     Menambahkan Bahan Ajar:

·      Buat Materi: Di tab "Classwork" (Tugas Kelas), klik "Create" (Buat) dan pilih "Material" (Materi). Tambahkan judul, deskripsi, dan lampirkan file dari Google Drive, link, atau upload file dari komputer.

·      Buat Tugas dan Kuis: Selain materi, Anda juga bisa membuat tugas dan kuis dengan memilih opsi "Assignment" (Tugas) atau "Quiz Assignment" (Tugas Kuis). Ini memungkinkan Anda untuk menilai pemahaman siswa.

5.     Menyusun dan Menyampaikan Materi:

·      Pengaturan Topik: Organisasikan materi dan tugas berdasarkan topik atau minggu untuk memudahkan navigasi siswa.

·      Jadwalkan Materi: Anda bisa menjadwalkan kapan materi atau tugas akan dipublikasikan dengan menggunakan fitur "Schedule" (Jadwalkan).

6.     Interaksi dan Feedback:

·      Diskusi Kelas: Gunakan fitur "Stream" (Aliran) untuk berkomunikasi dengan siswa, menjawab pertanyaan, dan memberikan pengumuman.

·      Memberikan Feedback: Setelah siswa mengumpulkan tugas, Anda bisa memberikan nilai dan feedback langsung di Google Classroom.

 

 

7.     Evaluasi dan Monitoring:

·      Melacak Kemajuan: Gunakan tab "Grades" (Nilai) untuk melacak kemajuan siswa dan melihat rekapitulasi nilai mereka.

·      Evaluasi dan Refleksi: Evaluasi efektivitas bahan ajar dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Minta feedback dari siswa untuk perbaikan di masa mendatang.

CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS MEDIA SOSIAL

Pembuatan bahan terbuka berbasis media sosial dapat menjadi strategi inovatif untuk meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran di era digital. Berikut ini  beberapa langkah langkahnya:

1. Pilih Platform Media Sosial yang Tepat:

  • Memperhatikan Target Audiens: Sesuaikan platform dengan usia, minat, dan kebiasaan penggunaan media sosial target audiens Anda.
  • Fitur dan Format: Pilih platform yang menawarkan fitur dan format yang sesuai dengan jenis bahan terbuka Anda, seperti video, gambar, teks, atau live streaming.

2. Tentukan Tujuan Pembelajaran:

  • Apa yang ingin Anda capai dengan bahan terbuka ini?
  • Pengetahuan apa yang ingin Anda sampaikan?
  • Keterampilan apa yang ingin Anda kembangkan pada siswa?

3. Pilih Format Konten yang menarik:

  • Gunakan berbagai format konten: Video pendek, infografis, gambar menarik, meme edukatif, kuis interaktif, dan live streaming dapat menarik perhatian dan meningkatkan keterlibatan.
  • Kualitas Konten: Pastikan konten Anda berkualitas tinggi, informatif, akurat, dan relevan dengan target audiens.
  • Gaya Bahasa: Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan platform dan target audiens, hindari bahasa yang terlalu formal atau rumit.

4. Buat Konten yang Interaktif:

  • Ajak audiens untuk berpartisipasi: Berikan pertanyaan, adakan kuis, dan dorong komentar untuk meningkatkan interaksi.
  • Gunakan fitur polling dan voting: Fitur ini memungkinkan audiens untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan memberikan umpan balik.
  • Livestreaming: Adakan sesi live streaming untuk membahas materi secara langsung dan menjawab pertanyaan audiens secara real-time.

5. Gunakan Hashtag yang Relevan:

  • Hashtag membantu audiens menemukan konten Anda.
  • Gunakan hashtag yang spesifik dan relevan dengan materi terbuka Anda.
  • Pantau trending hashtag untuk mengikuti topik yang sedang hangat.

6. Promosikan Konten Anda:

  • Bagikan konten Anda di platform media sosial lain.
  • Berkolaborasi dengan influencer atau akun edukasi lainnya.
  • Gunakan iklan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

7. Evaluasi dan Perbaikan:

  • Pantau performa konten Anda: Lihat berapa banyak orang yang melihat, menyukai, dan berkomentar pada konten Anda.
  • Minta feedback dari audiens: Tanyakan kepada mereka apa yang mereka sukai dan apa yang dapat ditingkatkan.
  • Sesuaikan strategi Anda berdasarkan umpan balik dan data yang Anda kumpulkan.

Tips Tambahan:

  • Gunakan visual yang menarik: Gambar, video, dan infografis dapat membantu menarik perhatian dan membuat konten Anda lebih mudah dipahami.
  • Jaga konsistensi: Posting secara berkala untuk menjaga audiens Anda tetap terlibat.
  • Gunakan humor dan cerita: Cerita dan humor dapat membuat konten Anda lebih menarik dan mudah diingat.
  • Gunakan analisis media sosial: Alat ini dapat membantu Anda melacak kinerja konten Anda dan memahami audiens Anda dengan lebih baik.

Cara membuat Bahan Ajar Berbasis Website

Membuat bahan ajar berbasis website adalah cara yang efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran secara online. Bahan ajar ini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja, sehingga memudahkan proses belajar mengajar. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat bahan ajar berbasis website:

1. Perencanaan

  • Tentukan tujuan dan sasaran pembelajaran Apa yang ingin Anda capai dengan bahan ajar ini? Apa yang harus dipelajari oleh peserta didik?
  • Analisis audiens Siapa yang akan menggunakan bahan ajar ini? Apa tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka?
  • Pilih topik dan materi Apa yang akan Anda bahas dalam bahan ajar ini? Bagaimana Anda akan menyusun materinya?
  • Pilih platform dan tools Platform apa yang akan Anda gunakan untuk membuat website? Tools apa yang Anda perlukan untuk membuat konten?

2. Pengembangan

  • Buat struktur website Bagaimana Anda akan mengatur konten di website? Halaman apa saja yang akan Anda buat?
  • Buat konten Tulislah materi pembelajaran dengan jelas dan ringkas. Gunakan multimedia seperti gambar, video, dan audio untuk membuat materi lebih menarik.
  • Desain website Buatlah website yang menarik dan mudah dinavigasi. Gunakan warna, font, dan gambar yang sesuai dengan target audiens.
  • Uji coba website Pastikan website Anda berfungsi dengan baik dan mudah diakses. Mintalah orang lain untuk mengujinya dan berikan masukan.

3. Implementasi

  • Publikasikan website Buatlah website Anda dapat diakses oleh publik.
  • Promosikan website Berikan informasi tentang website Anda kepada target audiens. Anda dapat menggunakan media sosial, email, atau website lain untuk mempromosikannya.
  • Evaluasi dan revisi Pantau penggunaan website Anda dan dapatkan masukan dari pengguna. Gunakan masukan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan website Anda.

Referensi : Materi forum diskusi Pertemuan Ke-8, Pengembangan Bahan Ajar.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI BELAJAR