Pengembangan Bahan Ajar
Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas,
M.T.
Penyusun :
Kartikaningsih (2308049030)
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PENGERTIAN
BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah segala bentuk
materi atau sumber daya yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu
peserta didik memahami konsep-konsep, mengembangkan keterampilan, dan mencapai
tujuan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa teks, gambar, audio, video,
perangkat lunak komputer, presentasi multimedia, permainan pembelajaran, dan banyak
lagi. Pengertian ini mencakup berbagai jenis bahan, seperti buku teks,
modul pembelajaran, presentasi PowerPoint, video pembelajaran, perangkat lunak
interaktif, dan materi-materi pembelajaran daring. Bahan ajar dapat disesuaikan
dengan konteks pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan karakteristik peserta
didik.
Bahan ajar atau bahan ajar memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Pedoman ini berfungsi sebagai panduan komprehensif bagi pendidik dan
peserta didik, menguraikan kompetensi yang harus dikuasai dan memberikan
kerangka terstruktur untuk pengajaran yang efektif. Prastowo dengan tepat
menyatakan dalam publikasinya tahun 2011, “bahan ajar merupakan segala
bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran” (bahan ajar disusun secara sistematis materi yang menyajikan
gambaran utuh tentang kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dan
digunakan dalam proses pembelajaran untuk keperluan perencanaan dan peninjauan
pelaksanaan pembelajaran).
TUJUAN DAN
MANFAAT PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Tujuan utama pengembangan bahan ajar adalah untuk:
1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar,
sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa karena
dapat memilih bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pribadinya.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Secara lebih rinci, tujuan utama pengembangan
bahan ajar adalah:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif
bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan adanya bahan ajar yang dikembangkan
sesuai kebutuhan, diharapkan dapat:
- Meningkatkan kompetensi siswa
- Menumbuhkan motivasi belajar siswa
- Menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien
PRINSIP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Beberapa prinsip penting dalam
penyusunan bahan ajar yang patut diperhatikan untuk memastikan efektivitas
pembelajaran. Prinsip relevansi menekankan bahwa materi pembelajaran harus
sesuai dan terkait dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar,
memastikan bahwa apa yang diajarkan selaras dengan apa yang harus dikuasai
siswa. Prinsip konsistensi menekankan keajegan dalam pengajaran, sehingga bahan
ajar harus mencakup semua aspek yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar
yang ditetapkan. Prinsip kecukupan menyoroti pentingnya keseimbangan dalam
jumlah materi yang diajarkan, memastikan bahwa materi tersebut cukup memadai
untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar tanpa membebani mereka dengan
informasi yang berlebihan atau kekurangan informasi yang diperlukan. Dengan
mematuhi ketiga prinsip ini, pendidik dapat merancang bahan ajar yang efektif,
efisien, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan siswa.
Akhmad Sudrajat (2008) juga
menambahkan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan
ajar atau materi pembelajaran. Prinsip tersebut adalah:
a. Prinsip relevansi. Prinsip relevansi artinya
keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada
hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai
misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta,
maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
Masnur Muslich (2007: 25) juga menambahkan relevansi merupakan kesesuaian atau
keserasian antara Silabus dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat
pemakai lulusan.
b. Prinsip konsistensi. Prinsip konsistensi
artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam,
maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan. Prinsip kecukupan artinya
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya
BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar dapat berbentuk berbagai macam jenis materi yang
dirancang untuk membantu proses belajar mengajar. Berikut adalah beberapa
bentuk bahan ajar beserta penjelasan dan referensinya:
1. Buku Teks (Textbooks):
Buku teks adalah buku yang dirancang khusus untuk
tujuan pendidikan, mencakup materi pelajaran sesuai kurikulum yang telah
ditentukan. Buku teks biasanya digunakan sebagai sumber utama dalam
pembelajaran di kelas.
2. Modul Pembelajaran (Learning Modules):
Modul adalah bahan ajar yang dirancang dalam
unit-unit tertentu yang lengkap dan mandiri. Modul memungkinkan siswa untuk
belajar secara mandiri karena biasanya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran,
materi, latihan, dan evaluasi.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS):
Lembar Kerja Siswa adalah bahan ajar berbentuk
lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS membantu
siswa dalam memahami materi melalui latihan dan kegiatan.
4. Media Visual (Visual Media):
Media visual seperti gambar, diagram, poster, dan
peta konsep membantu memperjelas materi yang diajarkan. Media ini dapat
meningkatkan daya tarik dan pemahaman siswa terhadap materi.
5. Media Audio (Audio Media):
Media audio seperti rekaman suara, podcast, dan
siaran radio digunakan untuk memperdengarkan informasi atau cerita yang relevan
dengan materi pembelajaran.
6. Media Audiovisual (Audiovisual Media):
Media audiovisual seperti video, film, dan animasi
menggabungkan elemen visual dan audio untuk menyampaikan informasi secara lebih
menarik dan mudah dipahami.
7. Bahan Ajar Digital (Digital Learning Materials):
Bahan ajar digital mencakup e-book, aplikasi
pembelajaran, simulasi interaktif, dan materi online yang dapat diakses melalui
perangkat digital seperti komputer, tablet, dan smartphone.
8. Slide Presentasi (Presentation Slides):
Slide presentasi, biasanya dibuat dengan software
seperti PowerPoint atau Google Slides, digunakan untuk menyampaikan poin-poin
utama dari materi pembelajaran secara ringkas dan visual.
9. Bahan Ajar Berbasis Web (Web-based Learning
Materials):
Materi yang disajikan melalui platform online
seperti website, blog, dan Learning Management System (LMS). Contoh platform
populer termasuk Google Classroom, Moodle, dan Edmodo.
Setiap
bentuk bahan ajar memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, serta dapat
dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran. Kombinasi
dari berbagai bentuk bahan ajar sering kali digunakan untuk menciptakan
pengalaman belajar yang lebih komprehensif dan menarik bagi siswa.
PERBEDAAN BAHAN AJAR DAN BUKU TEKS
Berikut adalah penjelasan
mengenai perbedaan bahan ajar dan buku teks:
1. Tujuan Penyusunan
Bahan ajar: Disusun untuk membantu proses belajar
mengajar agar lebih efektif dan efisien. Bahan ajar harus sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan peserta didik.
Buku teks: Disusun untuk menyajikan informasi
tentang suatu bidang ilmu secara lengkap dan mendalam. Buku teks tidak selalu
sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik di suatu sekolah atau
lembaga pendidikan tertentu.
2. Struktur dan Isi
Bahan ajar: Memiliki struktur dan isi yang lebih
terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar biasanya lebih singkat
dan lebih fokus pada materi esensial.
Buku teks: Memiliki struktur dan isi yang lebih
komprehensif. Buku teks biasanya lebih panjang dan memuat lebih banyak
informasi, termasuk informasi yang tidak selalu relevan dengan kebutuhan
peserta didik di suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu.
3. Bahasa dan Gaya Penulisan
Bahan ajar: Menggunakan bahasa yang lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Gaya penulisan bahan ajar biasanya lebih
komunikatif dan interaktif.
Buku teks: Menggunakan bahasa yang lebih formal
dan akademis. Gaya penulisan buku teks biasanya lebih deskriptif dan naratif.
4. Aktivitas Pembelajaran
Bahan ajar: Biasanya dilengkapi dengan aktivitas
pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami materi.
Aktivitas pembelajaran ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan,
tugas-tugas, dan proyek.
Buku teks: Biasanya tidak dilengkapi dengan aktivitas
pembelajaran. Namun, buku teks dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
menyelesaikan aktivitas pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar.
5. Pengguna
Bahan ajar: Digunakan oleh guru dan peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
Buku teks: Digunakan oleh mahasiswa, peneliti, dan
pembaca umum yang ingin mempelajari suatu bidang ilmu secara mendalam.
Evaluasi Bahan Ajar
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN LKS
Rambu-rambu
penyusunan bahan ajar seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat mencakup beberapa
langkah penting. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Tujuan
Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur untuk
setiap LKS. Tujuan ini harus sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.
- Identifikasi
Materi: Pilih materi yang relevan dan sesuai dengan tingkat kemampuan
serta kebutuhan siswa. Pastikan materi tersebut mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran.
- Struktur
yang Jelas: Susun LKS dengan struktur yang jelas dan teratur. Gunakan
judul, subjudul, dan urutan yang logis untuk memandu siswa melalui
aktivitas pembelajaran.
- Aktivitas
Pembelajaran: Sediakan beragam aktivitas pembelajaran yang menarik dan
bervariasi, seperti pertanyaan pemahaman, latihan praktik, diskusi
kelompok, atau proyek.
- Keterbacaan
dan Kesesuaian: Pastikan teks dan instruksi yang digunakan mudah dipahami
oleh siswa. Hindari penggunaan istilah atau bahasa yang terlalu teknis
jika tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
- Dukungan
Visual: Sertakan gambar, grafik, atau diagram yang mendukung pemahaman
konsep-konsep yang diajarkan. Visualisasi dapat membantu siswa memahami
materi dengan lebih baik.
- Penggunaan
Warna dan Format: Gunakan warna dan format yang menarik namun tidak
mengganggu untuk meningkatkan daya tarik visual LKS.
- Penggunaan
Media Tambahan: Pertimbangkan penggunaan media tambahan seperti video
pendukung, sumber daring, atau aplikasi pembelajaran untuk memperkaya
pengalaman belajar siswa.
- Evaluasi
dan Umpan Balik: Sertakan pertanyaan evaluasi atau tugas yang memungkinkan
guru untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Berikan umpan balik yang
konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka.
- Keterlibatan
Siswa: Libatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan mendorong partisipasi
aktif melalui diskusi, kolaborasi, atau kegiatan interaktif lainnya.
EVALUASI BAHAN AJAR
Bahan ajar merupakan segala materi yang disusun secara
sistematis untuk memfasilitasi proses pembelajaran, menyediakan informasi, dan
membantu siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan. Bahan ajar sangat penting
agar kita dapat melihat kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan
memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang kompleks. Evaluasi bahan ajar
menjadi kunci untuk memastikan bahwa materi yang disajikan relevan, efektif,
dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan.
Evaluasi
bahan ajar dibagi menjadi beberapa komponen, antara lain sebagai berikut
:
1.
Kelayakan isi, mencakup :
- Kesesuaian
dengan SK, SD
- Kesesuaian
dengan perkembangan anak
- Kesesuaian
dengan bahan ajar
- Kebenaran
substansi materi pembelajaran
- Manfaat
untuk menambah wawasan
- Kesesuaian
dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial
2.
Kebahasaan, mencakup :
- Keterbacaan
- Kejelasan
informasi
- Kesesuaian
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Pemanfaatan
bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
3.
Penyajian, mencakup :
- Kejelasan
tujuan (indikator) yang ingin dicapai
- Urutan
sajian
- Pemberian
motivasi, daya tarik
- Interaksi
(pemberian stimulus dan respon)
- Kelengkapan
informasi
4.
Kegrafikaan, mencakup :
- Penggunaan
font; jenis dan ukuran
- Lay out
atau tata letak
- Ilustrasi,
gambar, foto
- Desain
tampilan
Evaluasi bahan ajar merupakan langkah penting untuk memastikan
bahwa materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa,
sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran serta memberikan umpan
balik berharga untuk penyempurnaan dan peningkatan kualitas pendidikan.
KARAKTERISTIK DAN KERANGKA MODUL
Karakteristik Modul:
1. Menurut Drs. S. Nasution, M.A.:
Karakteristik
modul adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sebuah modul pembelajaran,
yang membedakannya dengan bahan ajar lainnya.
- Karakteristik tersebut meliputi: tujuan
instruksional yang jelas, materi pembelajaran yang terbagi dalam komponen-komponen
kecil, kemampuan siswa untuk belajar mandiri, serta adanya evaluasi sebagai
umpan balik.
2. Menurut Vembriarto:
- Karakteristik modul adalah ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh sebuah modul, yang dapat membedakannya dengan bahan ajar lainnya.
- Karakteristik tersebut meliputi: kejelasan
tujuan, materi pembelajaran yang terstruktur, adanya evaluasi, dan kemampuan
siswa untuk belajar mandiri.
Kerangka Modul:
1. Menurut Vembriarto:
- Kerangka modul adalah struktur atau susunan dari
sebuah modul yang terdiri dari beberapa komponen utama.
- Komponen tersebut meliputi: judul modul,
petunjuk umum, kegiatan belajar, dan evaluasi.
2. Menurut Wijaya dan Rusyan:
- Kerangka modul adalah susunan atau struktur dari
sebuah modul pembelajaran yang terdiri dari beberapa bagian utama.
- Bagian tersebut meliputi: judul modul, petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan,
dan evaluasi.
PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL
Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain
modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas.
Penulisan
modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Analisis
Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus
dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam
mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya
disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya
tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul
terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud
kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi
dasar.
b. Peta Modul
Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya adalah
membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu
satuan program yang digambarkan dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul
disusun mengacu kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam
Kurikulum. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul yang
lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
c.
Desain Modul
Desain
penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat strategi
pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran dan
metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain
dalam penyusunan/penulisan modul.
d.
Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai
dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media dan
lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat
dipenuhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran
dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan.
e.
Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam
modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam
modul. Penilaian hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen yang telah
dirancang atau disiapkan pada saat penulisan modul.
f.
Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi
dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran
dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk
keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang didasarkan
pada karakteristik modul tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun
peserta didik, karena keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi
suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.
CARA MEMBUAT
BAHAN AJAR BERBASIS YOUTUBE
Cara Mengunggah Kegiatan Praktik
di YouTube
Berikut adalah langkah-langkah cara mengunggah kegiatan praktik
di YouTube:
Persiapan:
- Siapkan video kegiatan
praktik Anda. Pastikan video memiliki
kualitas yang baik, baik dari segi suara maupun gambar. Anda dapat
menggunakan kamera smartphone atau kamera profesional untuk merekam video.
- Edit video (opsional). Anda
dapat mengedit video untuk membuatnya lebih menarik dan mudah dipahami.
Anda dapat menambahkan judul, teks, musik, dan transisi.
- Siapkan thumbnail. Thumbnail
adalah gambar kecil yang mewakili video Anda. Buatlah thumbnail yang menarik
dan informatif agar orang-orang tertarik untuk menonton video Anda.
- Buatlah deskripsi
video. Deskripsi video harus menjelaskan
tentang isi video Anda. Sertakan juga kata kunci yang relevan agar video
Anda mudah ditemukan oleh orang-orang.
Pengunggahan:
- Buka akun YouTube Anda. Jika
Anda belum memiliki akun YouTube, Anda dapat membuatnya terlebih dahulu.
- Klik tombol
"Buat".
- Pilih
"Video".
- Pilih file video yang
ingin Anda unggah.
- Berikan judul,
deskripsi, dan tag pada video Anda.
- Pilih kategori dan
pengaturan privasi video Anda.
- Klik tombol
"Publikasikan".
Tips:
- Gunakan
judul dan deskripsi yang jelas dan informatif.
- Sertakan
kata kunci yang relevan dalam judul, deskripsi, dan tag video Anda.
- Buatlah
thumbnail yang menarik dan informatif.
- Tambahkan
subtitle pada video Anda agar dapat dinikmati oleh orang-orang yang
tunarungu atau yang sedang belajar bahasa Indonesia.
- Promosikan
video Anda di media sosial dan platform lainnya
CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS
GOOGLE CLASS ROOM
Membuat bahan ajar berbasis Google Classroom melibatkan beberapa
langkah penting, mulai dari persiapan materi hingga implementasi dan evaluasi.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
1.
Mempersiapkan Materi:
·
Tentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.
·
Kumpulkan dan siapkan materi ajar dalam berbagai format seperti teks, gambar,
video, dan link sumber daya eksternal.
2.
Membuat Kelas di Google Classroom:
·
Login ke Google Classroom: Akses Google Classroom dan login menggunakan akun
Google.
·
Buat Kelas Baru: Klik tanda plus (+) di pojok kanan atas dan pilih "Create
class" (Buat kelas). Isi detail kelas seperti nama, bagian, mata
pelajaran, dan ruang.
3.
Mengelola Siswa:
·
Undang Siswa: Di tab "People" (Orang), tambahkan siswa dengan
mengirimkan undangan melalui email atau memberikan kode kelas untuk mereka
bergabung.
4.
Menambahkan Bahan Ajar:
·
Buat Materi: Di tab "Classwork" (Tugas Kelas), klik "Create"
(Buat) dan pilih "Material" (Materi). Tambahkan judul, deskripsi, dan
lampirkan file dari Google Drive, link, atau upload file dari komputer.
·
Buat Tugas dan Kuis: Selain materi, Anda juga bisa membuat tugas dan kuis
dengan memilih opsi "Assignment" (Tugas) atau "Quiz
Assignment" (Tugas Kuis). Ini memungkinkan Anda untuk menilai pemahaman
siswa.
5.
Menyusun dan Menyampaikan Materi:
·
Pengaturan Topik: Organisasikan materi dan tugas berdasarkan topik atau minggu
untuk memudahkan navigasi siswa.
·
Jadwalkan Materi: Anda bisa menjadwalkan kapan materi atau tugas akan
dipublikasikan dengan menggunakan fitur "Schedule" (Jadwalkan).
6.
Interaksi dan Feedback:
·
Diskusi Kelas: Gunakan fitur "Stream" (Aliran) untuk berkomunikasi dengan
siswa, menjawab pertanyaan, dan memberikan pengumuman.
·
Memberikan Feedback: Setelah siswa mengumpulkan tugas, Anda bisa memberikan
nilai dan feedback langsung di Google Classroom.
7.
Evaluasi dan Monitoring:
·
Melacak Kemajuan: Gunakan tab "Grades" (Nilai) untuk melacak kemajuan
siswa dan melihat rekapitulasi nilai mereka.
·
Evaluasi dan Refleksi: Evaluasi efektivitas bahan ajar dan proses pembelajaran
secara keseluruhan. Minta feedback dari siswa untuk perbaikan di masa mendatang.
CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS MEDIA SOSIAL
Pembuatan
bahan terbuka berbasis media sosial dapat menjadi strategi inovatif untuk
meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran di era digital. Berikut
ini beberapa langkah langkahnya:
1.
Pilih Platform Media Sosial yang Tepat:
- Memperhatikan
Target Audiens: Sesuaikan platform dengan usia, minat, dan kebiasaan
penggunaan media sosial target audiens Anda.
- Fitur dan
Format: Pilih platform yang menawarkan fitur dan format yang sesuai
dengan jenis bahan terbuka Anda, seperti video, gambar, teks, atau live
streaming.
2.
Tentukan Tujuan Pembelajaran:
- Apa yang
ingin Anda capai dengan bahan terbuka ini?
- Pengetahuan
apa yang ingin Anda sampaikan?
- Keterampilan
apa yang ingin Anda kembangkan pada siswa?
3.
Pilih Format Konten yang menarik:
- Gunakan
berbagai format konten: Video pendek, infografis, gambar menarik,
meme edukatif, kuis interaktif, dan live streaming dapat menarik perhatian
dan meningkatkan keterlibatan.
- Kualitas
Konten: Pastikan konten Anda berkualitas tinggi, informatif, akurat,
dan relevan dengan target audiens.
- Gaya
Bahasa: Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan platform dan target
audiens, hindari bahasa yang terlalu formal atau rumit.
4.
Buat Konten yang Interaktif:
- Ajak
audiens untuk berpartisipasi: Berikan pertanyaan, adakan kuis, dan
dorong komentar untuk meningkatkan interaksi.
- Gunakan
fitur polling dan voting: Fitur ini memungkinkan audiens untuk
terlibat dalam proses pembelajaran dan memberikan umpan balik.
- Livestreaming: Adakan
sesi live streaming untuk membahas materi secara langsung dan menjawab
pertanyaan audiens secara real-time.
5.
Gunakan Hashtag yang Relevan:
- Hashtag
membantu audiens menemukan konten Anda.
- Gunakan
hashtag yang spesifik dan relevan dengan materi terbuka Anda.
- Pantau
trending hashtag untuk mengikuti topik yang sedang hangat.
6.
Promosikan Konten Anda:
- Bagikan
konten Anda di platform media sosial lain.
- Berkolaborasi
dengan influencer atau akun edukasi lainnya.
- Gunakan
iklan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
7.
Evaluasi dan Perbaikan:
- Pantau
performa konten Anda: Lihat berapa banyak orang yang melihat,
menyukai, dan berkomentar pada konten Anda.
- Minta
feedback dari audiens: Tanyakan kepada mereka apa yang mereka sukai
dan apa yang dapat ditingkatkan.
- Sesuaikan
strategi Anda berdasarkan umpan balik dan data yang Anda kumpulkan.
Tips
Tambahan:
- Gunakan
visual yang menarik: Gambar, video, dan infografis dapat membantu
menarik perhatian dan membuat konten Anda lebih mudah dipahami.
- Jaga
konsistensi: Posting secara berkala untuk menjaga audiens Anda tetap
terlibat.
- Gunakan
humor dan cerita: Cerita dan humor dapat membuat konten Anda lebih
menarik dan mudah diingat.
- Gunakan
analisis media sosial: Alat ini dapat membantu Anda melacak kinerja
konten Anda dan memahami audiens Anda dengan lebih baik.
Cara membuat
Bahan Ajar Berbasis Website
Membuat bahan ajar berbasis website adalah cara yang efektif
untuk menyampaikan materi pembelajaran secara online. Bahan ajar ini dapat
diakses oleh siapa saja dan kapan saja, sehingga memudahkan proses belajar
mengajar. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat bahan ajar berbasis
website:
1.
Perencanaan
- Tentukan
tujuan dan sasaran pembelajaran Apa yang ingin Anda capai dengan
bahan ajar ini? Apa yang harus dipelajari oleh peserta didik?
- Analisis
audiens Siapa yang akan menggunakan bahan ajar ini? Apa tingkat
pengetahuan dan keterampilan mereka?
- Pilih
topik dan materi Apa yang akan Anda bahas dalam bahan ajar ini?
Bagaimana Anda akan menyusun materinya?
- Pilih
platform dan tools Platform apa yang akan Anda gunakan untuk membuat
website? Tools apa yang Anda perlukan untuk membuat konten?
2.
Pengembangan
- Buat
struktur website Bagaimana Anda akan mengatur konten di website?
Halaman apa saja yang akan Anda buat?
- Buat
konten Tulislah materi pembelajaran dengan jelas dan ringkas. Gunakan
multimedia seperti gambar, video, dan audio untuk membuat materi lebih
menarik.
- Desain
website Buatlah website yang menarik dan mudah dinavigasi. Gunakan
warna, font, dan gambar yang sesuai dengan target audiens.
- Uji coba
website Pastikan website Anda berfungsi dengan baik dan mudah
diakses. Mintalah orang lain untuk mengujinya dan berikan masukan.
3.
Implementasi
- Publikasikan
website Buatlah website Anda dapat diakses oleh publik.
- Promosikan
website Berikan informasi tentang website Anda kepada target audiens.
Anda dapat menggunakan media sosial, email, atau website lain untuk
mempromosikannya.
- Evaluasi
dan revisi Pantau penggunaan website Anda dan dapatkan masukan dari
pengguna. Gunakan masukan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan website
Anda.
Referensi : Materi forum diskusi Pertemuan
Ke-8, Pengembangan Bahan Ajar.
Komentar
Posting Komentar